Mikroorganisme pada Proses Fermentasi Biji Kakao
Secara umum mikroorganisme yang tumbuh pada pulp dan memegang peranan penting dalam proses fermentasi biji kakao adalah ragi dan bakteri. Jenis ragi yang tumbuh pada fermentasi kakao berbeda-beda tergantung pada faktor geografis, waktu fermentasi dan varietas kakao yang diolah. Populasi mikroba yang tumbuh selama proses fermentasi yaitu ragi, bakteri asam laktat dan bakteri asam asetat (Schwan et al., 1995).
1. Ragi
Jenis ragi yang sering ditemukan adalah Saccharomyces cerevisiae, Elipsoideus, Saccharomyces sp., Picjia fermentans, Torulopsis sp., Koeckera spiculata, dan Hansenula anomal I. Ragi ini menyebabkan proses fermentasi alkohol serta menghasilkan karbondioksida dan panas, selain itu juga berfungsi melepaskan pulp (Away, 1989). Kegiatan ragi dominan pada 24 jam pertama, kadar alkohol maksimum yang dapat dicapai sekitar 3,7%. Dengan meningkatnya kadar alkohol yang dihasilkan maka jumlah ragi akan menurun karena pertumbuhannya dihambat oleh alkohol yang bersifat sebagai desinfektan. Setelah 48 jam fermentasi dapat dikatakan tidak terdapat lagi ragi (Nurhidayat, 1984).
Dalam proses fermentasi, Schwan et al. (1997), Jespersen et al. (2005), dan Galvez (2006) menekankan pentingnya populasi jamur yang akan membantu mendegradasi pulp dengan bantuan enzim pektinolitik. Ardhana & Fleet (2003) memiliki kesimpulan tambahan, bahwa khusus proses fermentasi di Indonesia, fungi berfilamen (ragi) diduga memiliki kontribusi yang juga signifikan dalam proses fermentasi kakao.
Genus yang pertama disebutkan berperan dalam proses konversi sukrosa, glukosa, dan fruktosa pada pulp menjadi etanol, serta menyediakan alkohol untuk dimanfaatkan oleh bakteri asam asetat (Ardhana & Fleet, 2003).
Tabel 1. Ragi yang diisolasi dari fermentasi biji kakao di empat negara (Schwan &Wheals, 2004).
Brazil | Ghana | Malaysia | Belize |
Candida bombi | Candida spp | Candida spp | Candida spp |
Candida pelliculosa | Hansenula spp | Debaryomyces spp | C. boidinii |
Candida rugospelliculosa | Kloeckera spp | Hanseniaspora spp | C. cacoai |
Kloeckera apiculata | Pichia spp | Kloeckera spp | C. guilliermondii |
Kluyveromyces marsiamus | Saccharomyces spp | Rhodotorula spp | C. intermedia |
Kluyveromyces thermotolerans | Saccharomycopsis spp | Saccharomyces spp | C. krusei |
S. cerevisiae var. chevalieri | Schizosaccharomyces spp | Torulopsis spp | Kloeckera apis |
S. cerevisiae | Torulopsis spp |
| S. cerevisiae |
Torulaspora pretoriensis |
|
| S. chevalieri |
2. Bakteri asam laktat (BAL)
Bakteri asam laktat tumbuh pada 36 jam setelah puncak produksi etanol, dimana populasi ragi menurun. Puncak produksi asam laktat terjadi pada hari kedua (Ostovar & Keeney, 1973). Jenis bakteri asam laktat yang sering ditemukan dalam fermentasi kakao adalah L. fermentum, L. plantarum, L. lactis, L. mesenteroides, L. cellobiosus dan Lactococcus (Streptococcus) lactis (Passos et al, 1984 ). L. plantarum dan L. cellobiosus merupakan spesies bakteri asam laktat yang ditemukan di Indonesia selama proses fermentasi kakao (Ardhana, 1990).
Tabel 2. Bakteri asam laktat yang diisolasi dari fermentasi biji kakao di empat negara (Schwan &Wheals, 2004).
Brazil | Ghana | Malaysia | Belize |
Acetobacter aceti subsp. Liquefaciens A. peroxydans Gluconobacter oxydans subps. Suboxydans | A. ascendens A. xylinum G. oxydans | A. lovaniensis A. xylinum G. oxydans | Acetobacter spp. G. oxydans |
3. Bakteri asam asetat (BAA)
Setelah banyak pulp yang dimetabolisme dan kondisi menjadi aerobik. Populasi BAL menurun dan populasi BAA meningkat seiring dengan meningkatnya aerasi. Dua genus BAA adalah Acetobacter dan Gluconobacter yang telah diisolasi dari biji kakao. Acetobacter lebih sering muncul daripada Gluconobacter. Populasi BAA meningkat 80-90% dari total mikroflora setelah 2 hari fermentasi. . Dengan adanya bakteri asam asetat maka, maka alkohol diubah menjadi asam asetat, air, dan menyebabkan kenaikan suhu pada biji 45o-50oC. Setelah semua etanol dioksidasi, suhu pada biji menurun drastis. Asam asetat pada saat fermentasi berfungsi mematikan embrio pada biji
(Thompson et al., 2001; Nurhidayat, 1984).
Tabel 3. Bakteri asam asetat yang diisolasi dari fermentasi biji kakao di empat negara (Schwan &Wheals, 2004).
Brazil | Ghana | Malaysia | Belgia |
A. peroxydans | A. rancens | A. rancens | Acetobacter spp |
Gluconobacter oxydans subsp. suboxydans | A. xylinum | A. xylinum |
|
Acetobacter pasteurianus | A. ascendens | A. lovaniensis | Gluconobacter oxydans |
| Gluconobacter oxydans | Gluconobacter oxydans |
|